ini adalah paket liburan ku ke
bandung mei lalu,, selain saung angklung, aku juga sangat senang liburan ke
tempat budidaya ulat sutra di padepokan dayang sumbi. padepokan ini
terletak terletak di Bandung Timur, Kampung Pamoyanan, Desa Mekarmanik,
Jl.Arcamanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Padepokan ini merupakan
pelopor Wisata Ilmu Budidaya Ulat Sutera pertama di Indonesia lho. .
ini dia peta nya :
gambar. peta menuju padepokan dayang sumbi
Proses
Pembuatan Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Ulat sutra
menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi serat sutra. Ada ratusan
jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik dihasilkan oleh kepompong dari ulat
sutra pohon murbei yang memiliki nama ilmiah Bombyx mori.
berikut merupakan klasifikasi dari Bombyx mori L. :
Filum : Arthropoda
Sub Filum : Mandibulata
Class : Insecta
Sub Class : Pterygota
Ordo : Lepidoptera
Family : Bombycidae
Genus : Bombyx
Bombyx mori termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, memiliki tipe
metamorphosis sempuna dimana terdapat tahapan telur-larva-pupa-imago. Ketika
telur ulat sutera menetas maka akan keluar larva yang berwarna hitam, kemudian
larva tersebut akan melewati beberapa instar sehingga menjadi pupa. Instar
tersebut ditandai dengan adanya proses ganti kulit yang dialami oleh ulat
tersebut. Proses dari menetas sampai ganti kulit pertama disebut instar
pertama, ganti kulit kedua sampai ganti kulit kedua disebut instar kedua dan
seterusnya
Makanan yang biasa dikonsumsi oleh
ulat sutera adalah daun murbei. Biasanya daun yang digunakan untuk makanan ulat
sutera diambil dari daun 2 – 4 dari pucuk tanaman. Karena apabila terlalu muda
atau terlalu tua daun tersebut, maka ulat sutera tidak dapat menkonsumsinya.
Usahakan daun yang digunakan jangan basah, karena kondisi tersebut tidak cukup
bagus untuk pertumbuhan ulat sutera.
Ulat sutera membuat kokon, untuk
melindungi diri selama menjalani fase metamorfosa sebagai pupa. Fase ini lebih
kurang membutuhkan waktu dua pekan. Ketika baru menetas, ulat hanya memiliki
panjang tiga milimeter. Setelah sehari, ulat bertambah panjang menjadi sekitar
tujuh milimeter. Selama menjalani fase larva, ulat sutera mengalami empat kali
ganti kulit dan lima periode makan. Periode makan ini disebut Instar.
Sebutan Mori di belakang Bombyx
Mori atau ulat sutera, merujuk pada makanannya, daun murbei. Bentuk
fisik ulat sutera sangat khas. Fisik ulat sutera terbagi ke dalam tiga bagian
utama. Yakni kepala, bagian thorax, serta abdomen atau tubuh. Di bagian kepala
terdapat antena sebagai organ syaraf perasa. Ada rahang untuk mengunyah
makanan. Ada pula mata dan masih ada spinneret, tempat keluarnya filamen
sutera. Siklus hidup ulat sutera sejak bayi hingga masa kawin serta bertelur
hanya berlangsung selama kisaran waktu satu bulan. Kupu-kupu melewati fase
perkembangan hidup sebagai pupa kurang lebih dua pekan. Kupu-kupu baru bisa
keluar setelah mengeluarkan cairan liur, khusus untuk melubangi kokon rumah
serat sutera yang dibangunnya selama tiga hingga lima hari tanpa henti.
induk sutra dapat menelurkan hingga
500 butir telur ulat sutra seukuran kepala jarum pentul. Setelah sekitar 20
hari, telur tersebut menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat
ini akan memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari kemudian, ukuran
badan larva ulat tersebut telah membesar hingga 70 kali ukuran tubuh semula
serta empat kali mengganti cangkangnya. Kemudian larva ulat tersebut akan terus
membesar hingga beratnya mencapai 10.000 kali berat semula. Pada saat itu ulat
sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat. Itulah tanda ulat sutra akan
mulai membungkus dirinya dengan kepompong.
Kemudian kepompong direbus agar
larva ulat di dalamnya mati. Karena jika dibiarkan, ulat akan matang lalu
menggigiti kepompongnya sehingga tidak bisa digunakan lagi. Setelah ulat mati,
serat di kepompong dapat diuraikan menjadi serat sutra yang sangat halus.
Satu buah
kepompong sutra dapat menghasilkan untaian serat sepanjang 300 meter hingga 900
meter dengan diameter 10 mikrometer (1/1000 milimeter).
Kemudian
serat sutra yang halus tersebut dipintal. Serat sutra dipintal dengan proses
yang menyerupai proses pada saat ulat sutra memintal kepompongnya. Proses
itulah yang dibuat menjadi alat pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi
kain sutra yang indah. Bahan kain dari sutra inilah yang kemudian dibuat
menjadi berbagai produk pakaian maupun produk lainnya.
gambar. tak lupa untuk narsis ceria^^,hahaha
ada foto2 proses pembuatannya ga
ReplyDelete