Thursday, June 7, 2012

ulet sutera 'dayang sumbi'


ini adalah paket liburan ku ke bandung mei lalu,, selain saung angklung, aku juga sangat senang liburan ke tempat budidaya ulat sutra di padepokan dayang sumbi. padepokan ini terletak terletak di Bandung Timur, Kampung Pamoyanan, Desa Mekarmanik, Jl.Arcamanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Padepokan ini merupakan pelopor Wisata Ilmu Budidaya Ulat Sutera pertama di Indonesia lho. . 
ini dia peta nya : 
gambar. peta menuju padepokan dayang sumbi

Proses Pembuatan  Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Ulat sutra menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi serat sutra. Ada ratusan jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik dihasilkan oleh kepompong dari ulat sutra pohon murbei yang memiliki nama ilmiah Bombyx mori.
berikut merupakan klasifikasi dari Bombyx mori L. :

   Kingdom     : Animalia
   Filum           : Arthropoda
   Sub Filum    : Mandibulata
   Class           : Insecta
   Sub Class    : Pterygota
   Ordo           : Lepidoptera
   Family         : Bombycidae
   Genus          : Bombyx


Bombyx mori termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, memiliki tipe metamorphosis sempuna dimana terdapat tahapan telur-larva-pupa-imago. Ketika telur ulat sutera menetas maka akan keluar larva yang berwarna hitam, kemudian larva tersebut akan melewati beberapa instar sehingga menjadi pupa. Instar tersebut ditandai dengan adanya proses ganti kulit yang dialami oleh ulat tersebut. Proses dari menetas sampai ganti kulit pertama disebut instar pertama, ganti kulit kedua sampai ganti kulit kedua disebut instar kedua dan seterusnya

Makanan yang biasa dikonsumsi oleh ulat sutera adalah daun murbei. Biasanya daun yang digunakan untuk makanan ulat sutera diambil dari daun 2 – 4 dari pucuk tanaman. Karena apabila terlalu muda atau terlalu tua daun tersebut, maka ulat sutera tidak dapat menkonsumsinya. Usahakan daun yang digunakan jangan basah, karena kondisi tersebut tidak cukup bagus untuk pertumbuhan ulat sutera.

Ulat sutera membuat kokon, untuk melindungi diri selama menjalani fase metamorfosa sebagai pupa. Fase ini lebih kurang membutuhkan waktu dua pekan. Ketika baru menetas, ulat hanya memiliki panjang tiga milimeter. Setelah sehari, ulat bertambah panjang menjadi sekitar tujuh milimeter. Selama menjalani fase larva, ulat sutera mengalami empat kali ganti kulit dan lima periode makan. Periode makan ini disebut Instar.
Sebutan Mori di belakang Bombyx Mori atau ulat sutera, merujuk pada makanannya, daun murbei. Bentuk fisik ulat sutera sangat khas. Fisik ulat sutera terbagi ke dalam tiga bagian utama. Yakni kepala, bagian thorax, serta abdomen atau tubuh. Di bagian kepala terdapat antena sebagai organ syaraf perasa. Ada rahang untuk mengunyah makanan. Ada pula mata dan masih ada spinneret, tempat keluarnya filamen sutera. Siklus hidup ulat sutera sejak bayi hingga masa kawin serta bertelur hanya berlangsung selama kisaran waktu satu bulan. Kupu-kupu melewati fase perkembangan hidup sebagai pupa kurang lebih dua pekan. Kupu-kupu baru bisa keluar setelah mengeluarkan cairan liur, khusus untuk melubangi kokon rumah serat sutera yang dibangunnya selama tiga hingga lima hari tanpa henti.

induk sutra dapat menelurkan hingga 500 butir telur ulat sutra seukuran kepala jarum pentul. Setelah sekitar 20 hari, telur tersebut menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat ini akan memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari kemudian, ukuran badan larva ulat tersebut telah membesar hingga 70 kali ukuran tubuh semula serta empat kali mengganti cangkangnya. Kemudian larva ulat tersebut akan terus membesar hingga beratnya mencapai 10.000 kali berat semula. Pada saat itu ulat sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat. Itulah tanda ulat sutra akan mulai membungkus dirinya dengan kepompong.
Kemudian kepompong direbus agar larva ulat di dalamnya mati. Karena jika dibiarkan, ulat akan matang lalu menggigiti kepompongnya sehingga tidak bisa digunakan lagi. Setelah ulat mati, serat di kepompong dapat diuraikan menjadi serat sutra yang sangat halus.
Satu buah kepompong sutra dapat menghasilkan untaian serat sepanjang 300 meter hingga 900 meter dengan diameter 10 mikrometer (1/1000 milimeter). 
 Kemudian serat sutra yang halus tersebut dipintal. Serat sutra dipintal dengan proses yang menyerupai proses pada saat ulat sutra memintal kepompongnya. Proses itulah yang dibuat menjadi alat pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi kain sutra yang indah. Bahan kain dari sutra inilah yang kemudian dibuat menjadi berbagai produk pakaian maupun produk lainnya.
gambar. tak lupa untuk narsis ceria^^,hahaha

1 comment: